Hari ini, aku bangun pagi (pagi? siang kaleeee) setelah kemarin mendonor plasma darah, merapikan bulu dan jalan-jalan di Weihnachtsmarkt Bremen serta mengecek kondisi keuangan di bank.
Setelah bangun, kucek email, Plurk, dan Facebook. Banyak ucapan Natal walaupun belum 25 Desember. Banyak teman yang tidak bakal sempat mengucap selamat hari raya karena mereka bakal pergi liburan. Jadinya mereka memberiku selamat sebelum hari-H.
Natal ini, aku memilih tetap di Bremen. Aku tidak pergi jalan-jalan ke luar kota (dan negeri). Aku lagi menghemat uang dan juga visa yang kumiliki kurang panjang untuk dipakai liburan ke luar negeri.
Sore ini, aku akan pergi ke gereja St. Johann untuk misa Malam Natal. Ada permainan trompet. Setelah itu, datang ke undangan makan-makan di rumah Mas Yadi.
Walaupun belum hari Natal, kuucapkan saja
Selamat Natal 2009!
Damai di bumi, damai di hati!
***
Natal ini kurenungkan bahwa diriku belum lulus kuliah master di Uni Bremen. Padahal ini sudah semester VIII. Ternyata aku gagal lagi kuliah tepat waktu. Selain itu, tahun ini, aku dapat hadiah ulang tahun berupa surat (usulan) pemecatan dari tempat kerjaku di Indonesia. Hadiah lain saat ultah di bulan Juli adalah kabar bahwa cintaku dipastikan kandas seiring berita bahwa wanita yang kucintai sudah menemukan cinta yang baru, yang bukan diriku.
Natal dan akhir tahun 2009 kupakai untuk memantapkan diri untuk berjuang demi kelulusan master yang tertunda lama dan demi pekerjaan di Jerman, terutama pekerjaan Wissenschaftliche Mitarbeiter (artinya adalah peneliti atau researcher atau scientist). Liburan Natal ini aku diminta (oleh supervisor tercinta, yang kaga punya akun Facebook) untuk mencoba simulasi data EEG yang belum diolah. Padahal m-file MATLAB yang telah kubuat adalah untuk data yang sudah diolah.
Beberapa undangan makan-makan, baik yang gratis maupun yang urunan, tetap kuhadiri selama jadwal tidak bentrok dengan undangan makan-makan lain (hehehe). Ini diperlukan untuk mencegah kesepian akut. Karena berdasarkan penelitian, kesepian dapat menyebabkan orang kehilangan uang dan gagal mengikuti deadline serta kesepian bisa menular.
Natal ini, aku tetap jauh dari orang tua dan kerabat serta teman-teman tercinta di Bandung. Selain itu, banyak teman yang pergi berlibur ke luar kota dan ke luar negeri. Jadi aku harus mencari cara mengelola kesepian sambil tetap berkonsentrasi mengurus thesis dan memperindah curriculum vitae sembari mencari sesuap nasi.
***
Berbeda dengan tahun 2007, aku tak punya renungan Natal buat negaraku tercinta, Indonesia. Aku sudah malas memikirkan Indonesia. KPK, Bank Century, dan bla bla bla. Dulu aku punya cukup uang dan waktu untuk memikirkan negara. Sekarang aku cukup memikirkan thesis dan bagaimana cara sintas (survive) dalam studi tanpa jadi gelandangan dan kelaparan.
Selamat Natal 2009!
Selamat tinggal Indonesia!
Masa depanku adalah Eropa.
No comments:
Post a Comment