Pages

Monday, March 17, 2014

Antara Vaksinasi dan Tubuh adalah Bait Allah menurut Paulus

Bulan ini, aku membaca beberapa tulisan dari Nature Outlook tentang vaksin. Di sana terdapat kesulitan dalam penelitian, pembuatan dan pendistribusian vaksin. Tahun lalu, baru ada vaksin malaria, yang berguna bagi Afrika, dan mungkin juga Indonesia. Aku tidak tahu bagaimana penelitian vaksin malaria di Indonesia, yang jelas Kalimantan dan Papua memiliki malaria yang ganas.

Vaksin adalah bahan antigen yang digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif pada manusia. Antigen ini biasanya berasal dari bibit penyakit. Vaksin bisa berupa bakteri atau virus yang dilemahkan atau dimatikan. Dia juga bisa sebagian dari bibit penyakit tersebut: surface protein (protein permukaan), toksin, peptida, recombinant vector, DNA, RNA, dll. (wiki: en,de,id). Penelitian vaksin selalu berkembang seiring dengan perjuangan manusia melawan penyakit.

Dalam pendistribusian vaksin, banyak daerah di Asia dan Afrika yang berbukit dan bergunung tanpa jalan raya dan listrik. Akibatnya vaksin sulit mencapai tempat tujuan dalam keadaan yang cukup dingin tapi tidak beku dan tidak rusak kena panas.

Selain masalah geografis, vaksinasi juga tidak dipercaya oleh sebagian orang. Hoax dari internet bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme masih tersebar di milis, blog dan facebook. Padahal berdasarkan pemantauan WHO dan penelitian terkini, tidak ditemukan hubungan antara vaksin dan autisme. Selain itu, alasan religius juga membuat vaksin ditolak.

Alasan penolakan utama vaksinasi di kalangan umat Kristen, termasuk juga Katolik, adalah surat Paulus kepada umat Korintus, yaitu 1 Kor 3:16-17. Isinya sebagai berikut.

  • Dalam bahasa Indonesia, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bai Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu" (Alkitab Terjemahan Baru, Lembaga Alkitab Indonesia)
  •  Dalam bahasa Inggris, "Do you not see that you are God's holy house, and that the Spirit of God has his place in you? If anyone makes the house of God unclean, God will put an end to him; for the house of God is holy, and you are his house." (Bible in Basic English)
  • Dalam bahasa Jerman, "Wisset Ihr nicht, dass ihr Gottes Tempel seid und der Geist Gottest in euch wohnt? So jemand den Tempel Gottes verderbt, den wird Gott verderben; denn der Tempel Gottes ist heilig, der seid ihr." (Lutherbibel 1912)

Secara pribadi, aku masih tak mengerti bagaimana caranya ayat ini diinterpretasi menjadi "Jangan menerima vaksinasi". Memang vaksin adalah suatu zat yang berasal dari bibit penyakit. Namun obat-obatan seperti antibiotik, juga berasal dari ragi atau jamur yang beracun. Obat batuk menggunakan alkohol dan bisa memabukkan serta merusak "Bait Allah". Obat flu juga dapat membuat orang mengantuk, yang bisa menghilangkan kesadaran sehingga tertidur. Hal-hal yang membuat tak sadar sebetulnya bisa juga merusak Bait Allah. Pada ilmu farmasi, obat dilambangkan dengan ular. Semua obat, pada dasarnya adalah racun, terutama jika diberikan dengan dosis dan cara yang tidak tepat.

Sebagai seorang Katolik yang mengalami pendidikan 14 tahun di sekolah Katolik, aku tidak menemukan pertentangan antara vaksinasi dengan ayat 1 Kor 3:16-17. Bahkan aku mendapat vaksinasi dari sekolah. Selain itu, aku juga mendapat vaksinasi hepatitis B dari rumah sakit Katolik di Bandung. Agama Katolik yang kuanut tidak menggambarkan penolakan terhadap vaksinasi.

Beberapa kawan yang Kristen fundamentalis yang kukenal juga membiarkan diri mereka dan keluarga mereka divaksinasi. Definisi mengenai Kristen fundamentalis memang agak kabur, tapi kira-kira beginilah cirinya

  • Percaya tahayul, bahwa roh-roh jahat tersebar di Jerman menyebabkan Perang Dunia I dan II beserta tragedi kemanusiaannya. Lalu roh jahat ini membuat orang Eropa menjadi menjauhi Tuhan.
  • Kalau berdoa, harus komat-kamit tidak jelas dan teriak-teriak. Lalu menggelepar-gelepar di tanah.
  • Percaya tahayul teologi sukses (prosperity gospel), yang mengatakan bahwa harus memberikan persepuluhan ke gereja, jika tidak ingin tertimpa sial. Kalau memberikan sepuluh persen penghasilan, maka rezeki akan datang tiba-tiba berkali-lipat.
  • Percaya bahwa Tuhan adalah "tukang sulap" dan "tukang obat" yang bisa langsung menyembuhkan penyakit, dalam bentuk "faith healing".
  • Kuliah biologi tapi mengutuk teori evolusi, lalu marah-marah kalau dapat IPK jelek atau ketika lulus sulit mendapat kerja di bidang sains.
  • Kuliah fisika, matematika atau teknik, tapi mengutuk teori probabilitas karena di dunia tidak ada yang acak/random melainkan semua terjadi akibat takdir atau kehendak Tuhan. Kemudian mereka kesal karena harus mengulang ujian probabilitas dan statistika atau ujian pengolahan sinyal atau ujian teori sistem.
  • Menyebut bahwa aku adalah seorang Antichristus. hehehe.

Walaupun fundamentalis, banyak kawanku tetap percaya vaksinasi di Jerman.

***

Kembali ke topik vaksinasi dan ayat 1 Kor 3:16-17. Menurut perhitungan statistik, dibutuhkan 92 hingga 94 persen populasi yang mendapat vaksinasi untuk mendapatkan imunitas bersama atau "Herd immunity" (wiki: en,de). Jadi ada 6 hingga 8 persen yang tidak divaksinasi namun masih bisa terlindungi sesamanya karena "herd immunity". Melindungi sesama dari penyakit yang mematikan adalah salah satu bentuk kasih Kristiani. Hal ini membuat Injil Lukas menjadi relevan, yaitu Luk 10:27.

Bunyi Luk 10:27 adalah sebagai berikut.

  • Dalam bahasa Indonesia, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Terjemahan Baru, Lembaga Alkitab Indonesia)
  • Dalam bahasa Inggris, "Have love for the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your strength and with all your mind; and for your neighbour as for yourself." (Bible in Basic English)
  • Dalam bahasa Jerman, "Du sollst Gott, deinen HERRN, lieben von ganzen Herzen, von ganzer Seele, von allen Kräften und von ganzem Gemüte und deinen Nächsten als dich selbst." (Lutherbibel 1912)

Jadi cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Lindungi dirimu sendiri dan sesamamu dari penyakit mematikan. Marilah vaksinasi dirimu dan keluargamu!


Bremen, 16 Maret 2014

iscab.saptocondro