Pages

Thursday, December 24, 2009

Selamat Natal 2009

Sehari sebelum Natal 2009.

Hari ini, aku bangun pagi (pagi? siang kaleeee) setelah kemarin mendonor plasma darah, merapikan bulu dan jalan-jalan di Weihnachtsmarkt Bremen serta mengecek kondisi keuangan di bank.

Setelah bangun, kucek email, Plurk, dan Facebook. Banyak ucapan Natal walaupun belum 25 Desember. Banyak teman yang tidak bakal sempat mengucap selamat hari raya karena mereka bakal pergi liburan. Jadinya mereka memberiku selamat sebelum hari-H.

Natal ini, aku memilih tetap di Bremen. Aku tidak pergi jalan-jalan ke luar kota (dan negeri). Aku lagi menghemat uang dan juga visa yang kumiliki kurang panjang untuk dipakai liburan ke luar negeri.

Sore ini, aku akan pergi ke gereja St. Johann untuk misa Malam Natal. Ada permainan trompet. Setelah itu, datang ke undangan makan-makan di rumah Mas Yadi.

Walaupun belum hari Natal, kuucapkan saja
Selamat Natal 2009!
Damai di bumi, damai di hati!

***

Natal ini kurenungkan bahwa diriku belum lulus kuliah master di Uni Bremen. Padahal ini sudah semester VIII. Ternyata aku gagal lagi kuliah tepat waktu. Selain itu, tahun ini, aku dapat hadiah ulang tahun berupa surat (usulan) pemecatan dari tempat kerjaku di Indonesia. Hadiah lain saat ultah di bulan Juli adalah kabar bahwa cintaku dipastikan kandas seiring berita bahwa wanita yang kucintai sudah menemukan cinta yang baru, yang bukan diriku.

Natal dan akhir tahun 2009 kupakai untuk memantapkan diri untuk berjuang demi kelulusan master yang tertunda lama dan demi pekerjaan di Jerman, terutama pekerjaan Wissenschaftliche Mitarbeiter (artinya adalah peneliti atau researcher atau scientist). Liburan Natal ini aku diminta (oleh supervisor tercinta, yang kaga punya akun Facebook) untuk mencoba simulasi data EEG yang belum diolah. Padahal m-file MATLAB yang telah kubuat adalah untuk data yang sudah diolah.

Beberapa undangan makan-makan, baik yang gratis maupun yang urunan, tetap kuhadiri selama jadwal tidak bentrok dengan undangan makan-makan lain (hehehe). Ini diperlukan untuk mencegah kesepian akut. Karena berdasarkan penelitian, kesepian dapat menyebabkan orang kehilangan uang dan gagal mengikuti deadline serta kesepian bisa menular.

Natal ini, aku tetap jauh dari orang tua dan kerabat serta teman-teman tercinta di Bandung. Selain itu, banyak teman yang pergi berlibur ke luar kota dan ke luar negeri. Jadi aku harus mencari cara mengelola kesepian sambil tetap berkonsentrasi mengurus thesis dan memperindah curriculum vitae sembari mencari sesuap nasi.

***

Berbeda dengan tahun 2007, aku tak punya renungan Natal buat negaraku tercinta, Indonesia. Aku sudah malas memikirkan Indonesia. KPK, Bank Century, dan bla bla bla. Dulu aku punya cukup uang dan waktu untuk memikirkan negara. Sekarang aku cukup memikirkan thesis dan bagaimana cara sintas (survive) dalam studi tanpa jadi gelandangan dan kelaparan.

Selamat Natal 2009!
Selamat tinggal Indonesia!
Masa depanku adalah Eropa.

Tulisan lama tentang Natal di tahun 2007

Tulisan ini kubuat di tahun 2007 tentang Natal.
Kaga penting.

***

Selamat Natal 2007


Natal 2007


Fröhliche Weihnachten

Ini Natal kedua di Bremen, Jerman. Dingin, tanpa kehangatan pelukan Sang Kekasih.
Salju 3 hari lalu hilang terbasuh hujan. Misa Natal seperti biasa di St. Johann.
Tema khotbah tidak dapat kutangkap semua, maklum bahasa Jerman masih pas-pasan ditambah malas mendengar khotbah.

Merry Christmas

Pesta Natal kemarin dirayakan di rumah kawan-kawan Muslim, sebetulnya sih perayaan ultah salah satu penghuni rumah.
Kemudian datang MMA (asal Bogor, UI pula, punya nama mirip negara Afghanistan) dan TRY (asal Aceh, ITB pula), yang juga Muslim, tapi menenggak minuman beralkohol lebih banyak dari saya.
Datang A (asal Bandung, sempat mampir Kiel, tinggal dekat kuburan di Bremen).
Datang juga Sin, asal Singapura (kaga tahu gimana cara nulis namanya).
Lalu Aneta (cewe Rusia) yang rambutnya mirip Adam’s Family, ada putih alami (baca uban) yang membuat indah rambutnya.
Lalu Lorena (cewe Mexiko) yang kalau nari gayanya selalu aneh, loncat-loncat kaga karuan.
Oh, ya, ada juga Sunthar (cowo India, suku Tamil), ternyata suka dangdut Indo.

Feliz Navidad

Menu pesta natal itu, yang sempat masuk mulutku:
- keripik
- salat
- makaroni
- Amaretto (alkohol 28%), rasanya manis
- sepertinya Wein (alkohol 9%)
- Lorsch (alkohol 38%), rasanya kaya puyer
Perutku perut Indo. Minum minuman haram, kaga mabuk, malah sakit perut.
(yang aku kaga mabuk boleh dikomentari oleh hadirin pesta itu)
Tapi kaga nyangka, MMA dan TRY ini minum lebih banyak dariku.
Mudah-mudahan karir politik mereka di Indonesia kaga kena pengaruh alkohol.
Siapa tahu MMA ini bakal masuk PKS. Juga TRY ini bakal jadi gubernur Aceh suatu hari.
TRY entah mabuk atau tidak, malah nyanyi lagu Rhoma Irama sambil ketawa-ketawa, betul-betul paradox.
MMA ini tiba-tiba mengembangkan Mazhab Hanafi dan Syafii, katanya selama kaga mabuk, minuman itu tidak haram.
Tapi matanya mulai redup aneh.

Pozdrevlyayu s prazdnikom Rozhdestva i s Novim Godom

Einsamkeit? Jain.
Kaga ada pelukan hangat Sang Kekasih.
Kaga ada bokap nyokap. Kaga ada Eyang Kakung dan Eyang Putri.
Kaga ada Tante Ida, Tante Yayuk, Tante Riri, Tante Nana, Tante Vero, dll.
Kaga ada Om Beny, Om Rady, Om Asto, Om Budi, dll.
Kerabatku di negeri seberang, seperempat keliling bumi jauhnya.

Buono Natale

Lalu kawan-kawan kuliah dan kursus pada mudik.

Martha, cewe Polandia, cantik, matanya indah dan senyumnya manis, jurusan Desain Grafis.
Wajahnya ceria, jarang ada orang Polandia berwajah ceria.
Kaga jadi makan bareng denganku. Sekarang mudik ke Gdansk.

Isabelle, cewe Perancis, senyumnya manis, bokongnya berbulu lebat (tahu dari mana?), jurusan Ilmu Politik.
sempat di Mensa dilirik TRY (temanku asal Aceh itu lho).
Dia kaga bisa makan pakai sumpit dengan benar. Dia juga mudik ke Bordeaux.

Juan Alfonso ramirez Martinez juga mudik ke Mexico.
Jadi kaga ada kawan konsultasi Rhapsody dan Latex.

Roderich Wahsner, Bapak kosku.
Merayakan Natal di rumah sakit. Sepertinya tulang paha patah karena jalan licin, ada Glatteis di malam Natal.
Rumahku sepi (baca rumah kosku).

Akan tetapi ada orang Indonesia yang bisa kukunjungi:
Mas Yadi, Mba Mia, Dendy, Eva, Vita, Oecoep, dll.
Tiada yang lebih enak daripada makan dan minum gratis.
Mangan ora mangan sing penting ngumpul.
Kehangatan mereka pelipur kesepianku di Bremen.

Joyeux Noel

Natal ini, sembari diiringi lagu-lagu di radio dalam berbagai bahasa,
(Jerman, Perancis, Spanyol, Arab, dll - Jerman emang multikulti),
seusai pesta pora, kurenungkan beberapa hal.

Mengapa ketika mendengar cerita Natal, aku terbayang bayi-bayi yang terbuang?
Di Jerman, koran memberitakan bayi yang dibuang di tempat sampah atau di pinggir jalan.
Angela Merkel dan parlemen Jerman sempat berbicara tentang perlindungan anak harus masuk "Grundgesetzt" (semacam UUD Jerman?).
Di Bandung, sebulan sekali, katanya selalu ada 1-2 berita koran, tentang bayi dibuang di sungai Cikapundung yang membelah kota kembang ini.

Aku membayangkan Maria yang mengandung Yesus, sembari membayangkan kegundahan wanita yang hamil tak diinginkan.
Entah kaga pakai kondom (dan pil, serta alat kontrasepsi lain), entah ditipu lelaki, entah diapa-apain.
Aku membayangkan kegundahan Yusuf yang bingung mau menikahi Maria atau tidak. Sempat dia berpikir menikah lalu cerai.
Kegundahan yang sama dengan laki-laki ogah kondom yang menghamili pacarnya. Nikah dulu baru cerai.
Jadi nikah itu cuma demi status, ya?

Untung, Yusuf ketemu malaikat yang datang jauh-jauh dari surga (Emangnya surga itu jauh, ya?).
Jadi dia bisa diyakinkan untuk menikahi Maria dan menemani Maria di masa-masa kehamilannya lalu di masa persalinannya.
Ini adalah Suami SIAGA (Siap Antar Jaga).

I’D Miilad Said ous Sana Saida

Satu lagi, aku membayangkan Kaisar pertama Romawi yaitu Agustus.
Dia bikin sensus penduduk yang mewajibkan penduduk balik ke daerah asalnya.
Bikin aturan kok rumit-rumit, ya?
aku membayangkan birokrasi Indonesia yang kadang-kadang menyebalkan.
Maria lagi hamil harus pergi jalan kaki ke Jerusalem.

Lalu ketika sudah kontraksi, Maria tidak bisa mendapat tempat bersalin layak.
Semua menolak yusuf dan Maria.
Jadi ingat ibu-ibu miskin yang ditolak rumah sakit di Indonesia.
Atau ibu-ibu miskin yang bayinya ditahan rumah sakit, tidak boleh diambil sebelum melunasi biaya rumah sakit.
Ibu miskin yang tidak dapat hak operasi caesar, dipaksa melahirkan normal, yang akhirnya kepala bayi sampai putus.
Kehamilan dan persalinan pertama yang traumatis, melihat darah muncrat dari badan kecil tanpa kepala.
Pantas saja angka kematian ibu melahirkan di Indonesia tinggi.
Orang miskin dilarang melahirkan.

Wesolych Swiat i Szczesliwego Nowego Roku

Ada pula Raja Herodes. Raja Israel yang cuma tahu pesta pora dan bayar upeti kepada Romawi.
Tidak bisa melawan penjajah Romawi. Tapi lebih milih membunuh bangsa sendiri.
Jadi ingat militer Indonesia. Tidak mampu melawan negara asing, tapi menindas rakyatnya sendiri.
Pemerintah kita tak berdaya menghadapi penindasan ekonomi bangsa asing, tapi cukup uang untuk menggebuki rakyatnya sendiri.
Herodes ini yang membuat Yusuf dan MAria harus pergi ke Mesir, karena menyerukan anak-anak yang lahir pada saat itu dibunuh.
Jadi terbayang negara Indonesia, yang tak mampu melindungi hak anak.
Banyak anak mati kurang gizi. Ditelantarkan, dll.

Apapun yang terjadi, anak metal selalu optimis, sukanya ngangguk-ngangguk.
Semoga setahun kedepan, dunia lebih baik.

Sembari belajar C++,
berteman Toblerone 750 gram, hasil cuci gudang,
dengan penuh harapan, tahun depan lulus master,
kuucap dari hati terdalam,

Selamat Natal 2007
(dan tahun baru 2008)

Damai di bumi, damai di hati


***

Wednesday, October 28, 2009

Stages of Loss & Grieves

Five Stages of Grieves (from Elisabeth Kübler-Ross)
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance


Five Stages of Loss (by James J. Messina)
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Despair
5. Acceptance


Five Stages of Loss & Grief (by Julie Axelrod)
1. Denial & Isolation
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance


Seven Stages of Grief
1. Shock & Denial
2. Pain & Guilt
3. Anger & Bargaining
4. Depression, Reflexion & Loneliness
5. The Upward turn
6. Reconstruction & Working Through
7. Acceptance & Hope


Seven Stages of Grief (by Aarti Ramdasi)
1. Shock & Denial
2. Pain & Guilt
3. Anger
4. Bargaining
5. Depression & Sorrow
6. Testing & Reconstruction
7. Acceptance


Seven Stages of Grief & Support
1. Shock & Disbelief
2. Denial
3. Bargaining
4. Guilt
5. Anger
6. Depression
7. Acceptance & Hope


Five Stages of Data Loss
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Regret
5. Acceptance


Four Stages of Data Loss (by Jorge Cham)
1. Denial
2. Anger
3. Depression
4. Acceptance

Tuesday, October 13, 2009

Notre Père

"Notre Père" is the Lord's Prayer in French.
"Notre Père" ist "Vater Unser" auf Französisch.
"Notre Père" adalah Doa Bapa Kami dalam Bahasa Perancis.

***

Notre Père qui es aux cieux
que ton nom soit sanctifié,
que ton règne vienne,
que ta volonté soit faite
sur la terre comme au ciel.
Donne-nous aujord'hui notre pain de ce jour.
Pardonne-nous nos offenses,
comme nous pardonnons aussi à ceux qui nous ont offensés.
Et ne nous soumets pas à la tentation,
mais délivre-nous du Mal.

Car c'est à toi qu'appartiennent, dans tous les siècles,
le règne, la puissance et la gloire.

Amen!


***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]

***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.

***

The Lord's Prayer

The Lord's Prayer is the best-known prayer in Christianity. In English, there are two versions here.
"The Lord's Prayer" ist "Vater Unser" auf Englisch.
"The Lord's Prayer" adalah Doa Bapa Kami dalam Bahasa Inggris.

***

Old version:
(poetic English?)

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen

***

New version:
(simple English)

Our Father in heaven,
hallowed be your name,
your kingdom come,
your will be done,
on earth as in heaven.
Give us today our daily bread.
Forgive us our sins
as we forgive those who sin against us.
Save us from the time of trial
and deliver us from evil.
For the kingdom, the power, and the glory are yours
now and for ever. Amen.

***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]

***

Monday, October 12, 2009

Padre Nostro

"Padre Nostro" is the Lord's Prayer in Italian.
"Padre Nostro" ist "Vater Unser" auf Italienisch.
"Padre Nostro" adalah Doa Bapa Kami dalam Bahasa Italia.

***

Padre nostro,
che sei nei cieli,
via santificato il Tuo nome.
Venga il Tuo regno.
Sia fatta la Tua volontà
anche in terra com'è fatta nel cielo.
Dacci oggi il nostro pane quotidiano.
Rimetti a noi i nostri debiti,
come noi li rimettiamo ai nostri debitori.
e non esporci alla tentazione,
ma liberaci dal maligno.

perché tuo è il regno, la potenza e la gloria.
Per sempre.
Amen.

***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]

***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.

***

Sunday, October 11, 2009

Bapa Kami

"Bapa Kami" is the Lord's Prayer in Indonesian and has 2 versions.
"Bapa Kami" ist "Vater Unser" auf Indonesisch und hat 2 Versionen.
"Bapa Kami" memiliki dua versi dalam Bahasa Indonesia.

***

Versi Katolik:
(Catholic Version - Katholische Version)

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]

***

Versi Protestan
(Protestant Version -Evangelische Version)

Bapa kami yang di sorga,
dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.]


***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen

***

Pater Noster

"Pater Noster" is the Lord's Prayer in Latin.
"Pater Noster" ist "Vater Unser" auf Latein.
"Pater Noster" adalah Doa Bapa Kami dalam Bahasa Latin.

***

Pater noster, qui es in caelis;
sanctificetur nomen tuum;
adveniat regnum tuum,
fiat voluntas tua
sicut in caelo et in terra.
Panem nostrum cotidianum da nobis hodie;
et dimite nobis debita nostra,
sicut et nos dimitimus debitoribus nostris;
et ne nos inducas in tentationem;
sed libera nos a malo.

Quia tuum est regunum, et potestas, et gloria in saecula.

Amen!

***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]

***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.

Saturday, October 10, 2009

Teaching content is teaching reading

I found a good slide about reading after I read Christopher Dawson's article. This slide tell us that you need a prior knowledge to understand what you read. This slide explains why reading strategies (in language courses) cannot help you in reading comprehension test like in school exams, TOEFL, IELTS, FCE, CAE, Test DaF, Zertifikat Deutsch, DSH and many other language test. Reading comprehension requires prior knowledge.

Knowledge matters to reading. That sentence is mentioned in the slide. I have a friend, called Rudolf Surya Bonay, who has done DSH test (a German language test for entering university). He did the test well because he had a feeling that World War II would be in the exam. He searched information about the war in the internet. The language test had indeed a lot of question about the war because there was 60 years celebration of the end of World War II at that time. Another sentence in the video is "Knowing the subject makes you good reader".

After watching the slide, I realised that reading religious text (like Bible, Quran, and so on) could have the same problem. People have different prior knowledge so they interpret religious text differently. For example, I have no experience of being a shepherd, planting figgs, killing people from another religion and so on. The people (or society) who "teach" me religion (and/or theory about religion) give me some experience or knowledge which make me different from other people on other part of the world. My religious believe is not the same as other. It is a pity that there is a group of religious people forcing others to believe what they believe.

Back to the slide, at the end there is a sentence "Teaching content is teaching reading". Enjoy it!

***


***

Slide di atas kutemukan setelah membaca artikel Christopher Dawson. Slide tersebut menggambarkan bahwa untuk bisa mengerti suatu wacana, kamu harus memiliki pengetahuan sebelumnya. Slide ini menjelaskan mengapa strategi membaca (di tempat kursus bahasa) tidak cukup membantu dalam tes "reading comprehension" dalam ujian sekolah, TOEFL, IELTS, FCE, CAE, Test DaF, Zertifikat Deutsch, DSH, dan berbagai tes bahasa lain. Kalimat pentingnya adalah "Reading comprehension requires prior knowledge".

Knowledge matters to reading. Kalimat ini ada dalam slide tersebut. Temanku, Rudolf Surya Bonay, telah mengerjakan ujian DSH (suatu ujian bahasa Jerman untuk masuk universitas). Dia mengerjakan ujian dengan baik karena dia dapat firasat kalau topik Perang Dunia II bakal keluar. Lalu dia mencari informasi perang itu di internet. Ternyata benar, topik itu banyak keluar di ujian karena tahun ini sedang ada 60 tahun perayaan berakhirnya Perang Dunia II. Kalimat lain dalam slide yang penting adalah "Knowing the subject makes you good reader".

Setelah menonton slide itu, aku sadar bahwa membaca teks religius (seperti Alkitab, Al Quran) akan memiliki masalah sama. Manusia memiliki perbedaan pengetahuan awal maka mereka menginterpretasi teks religius berbeda-beda. Contohnya aku tak pernah punya pengalaman sebagai penggembala domba, menanam pohon ara, membunuh orang yang beragama beda, dll. Orang-orang (atau masyarakat) yang "mengajariku" agama (dan/atau teori tentang agama) memberiku pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dengan orang lain di belahan dunia lain. Kepercayaanku berbeda tidak sama dengan yang lain. Sayang sekali masih ada orang yang memaksakan kepercayaannya kepada yang lain yang berbeda.

Kembali ke slide, pada bagian akhir terdapat kalimat "Teaching content is teaching reading". Silahkan ditonton!

Rama Kawula

"Rama Kawula" is another Javanese version of the Lord's Prayer besides "Kanjeng Rama".
"Rama Kawula" ist andere javanische version vom "Vater Unser" Gebet außer "Kanjeng Rama".
"Rama Kawula" adalah versi lain Basa Jawa dari Doa Bapa Kami, selain "Kanjeng Rama"

***

Rama kawula, ing swarga,
asma Dalem kaluhurna,
kraton Dalem mugi rawuha,
karsa Dalem kalampahana,
wonten ing donya kados ing swarga.
Kawula nyuwun rejeki kangge sapunika,
sakatahing lepat nyuwun pangapunten Dalem,
kados dene anggen kawula ugi ngapunten dateng sesami.
Kawula nyuwun tinebihna saking panggoda,
saha linuwarna saking piawon.
Amin.

***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]

***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.

Vater Unser

"Vater Unser" is the Lord's Prayer in German.
"Vater Unser" ist ein bekanntes christliches Gebet auf Deutsch.
"Vater Unser" adalah Doa Bapa Kami dalam Bahasa Jerman.

***

Vater unser im Himmel,
geheiligt werde dein Name.
Dein Reich komme.
Dein Wille geschehe,
wie im Himmel so auf Erden.
Unser tägliches Brot gib uns heute.
Und vergib uns unsere Schuld,
wie auch wir vergeben unseren Schuldigern.
Und führe uns nicht in Versuchung,
sondern erlöse uns von dem Bösen.
Denn dein ist das Reich und die Kraft und die Herrlichkeit in Ewigkeit.
Amen.

***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]

***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen

***

Tuesday, August 25, 2009

Kanjeng Rama

"Kanjeng Rama" is the Lord's Prayer in Javanese.
"Kanjeng Rama" ist "Vater Unser" auf Javanisch.
"Kanjeng Rama" adalah Doa Bapa Kami dalam Basa Jawa.

***

Kanjěng Rama ing swarga
Mugi asma Dalěm kaluhurna
Kraton Dalěm kawiyarna
Ing donya inggih kalampahana
Karsa Dalěm kados ing swarga.
Abdi Dalěm sami nyadhong paring Dalěm rějěki kanggé sapunika
Sakathahing lěpat nyuwun pangapuntěn Dalěm
Kados déné anggèn kawula ugi ngapuntěn dhatěng sěsami
Abdi Dalěm nyuwun lěpat saking panggoda
Saha tinebihna saking piawon.
Amin.

***

Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]

***

Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.

Saturday, February 21, 2009

Secara Gila

Secara Gila



Akhir-akhir ini aku sebal kalau dengar atau baca kata "secara".

"Secara" bisa dipakai sebagai pengganti "since" (Bahasa Inggris) atau "karena" atau "sebab". Dalam bahasa Jerman artinya "wegen" atau "weil" atau "denn". Makna "secara" di sini adalah makna kausalitas.

Lalu timbul pula arti kata "secara" yang artinya "otherwise" (Bahasa Inggris) atau "selain". Hal ini menggunakan kata "secara itu". Dalam bahasa Jerman artinya "trotzdem", "ausserdem", atau "trotz". Makna "secara" di sini adalah makna pertentangan.

Percayalah bahwa dalam bahasa Jerman dan Inggris, kata yang sama tidak bisa dipakai sekaligus untuk kausalitas dan kalimat pertentangan.



Bisa gila, aku!


Aku cuma meninggalkan Indonesia sebentar, belum 2 tahun, sudah ada perubahan penggunaan kata "secara".

Dalam bahasa Indonesia baku, setahuku, kata "secara" punya makna beberapa macam:

- "satu cara" = 1 cara

- "dengan cara"

- "sama cara"

cara di sini artinya bisa "method" atau "way" (Bahasa Inggris).


Mungkin dalam bahasa gaul, ada kata baru yang namanya "secara" yang bukan berasal dari kata "cara", yang penggunaannya bisa dipakai untuk sapu jagad di semua kalimat, yang penting dipasang di awal kalimat supaya kelihatan modern dan gaul.

Paling kasihan dengan orang bule yang belajar Bahasa Indonesia. Di ruang kelas, mereka bersusahpayah belajar Bahasa Indonesia baku: belajar imbuhan standar, pasif-aktif, transitif-intransitif, dll, dengan buku diktat seadanya. Tapi sampai Indonesia, mereka melongo, mendengar orang bicara bahasa gaul Indo yang tak mereka mengerti. Akhirnya orang-orang bule tersebut lebih mahir berbahasa Jawa, dari Jawa Ngoko hingga Kromo Hinggil, daripada Bahasa Indonesia.

Kebetulan di Uni Bremen, Jerman, kulihat diktat tipis Pelajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing. Tidak ada buku pelajaran Bahasa Indonesia. Kalau melihat rak-rak buku lainnya, ada berbagai buku pelajaran bahasa asing lainnya: Inggris, Perancis, Spanyol, Cina, Arab, Polandia, dll. Sepertinya orang-orang dari negeri itu, lebih rapi, apik, dan profesional dalam menyebarkan budayanya. Mereka sepertinya sadar bahwa bahasa adalah salah satu kekuatan besar budayanya.

Pemerintah, universitas, pers, dan pasar nampaknya selalu kompak dalam berbahasa baku di negara-negara pengguna bahasa Jerman, Inggris, Perancis, Spanyol, Cina, Arab, dll. Di Jerman ada standar Hochdeutsch yang dipakai institusi pemerintahan, surat kontrak (pasar), universitas, sekolah, koran, dll. Di Indonesia, bahasa baku cuma ada di perpustakaan universitas dan sekolah. Maksudnya, cuma ada di buku Kamus Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Indonesia, Kaidah Bahasa Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan, dan beberapa buku mirip. Tapi guru bahasa Indonesia bisa beda-beda dalam mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, media juga berbeda-beda dalam berbahasa Indonesia. Pasar dengan iklan-iklannya juga menunjukkan bahasa-bahasa Indonesia tidak baku. Surat-menyurat resmi bisa juga kacau balau dalam berbahasa, sampai orang tidak tahu mana yang baku.

Bahasa Indonesia memang bahasa kaum anarkis. Tidak ada pedoman tunggal yang dipakai bersama. Semua orang (baca pengguna bahasa) bisa memodifikasi bahasa seenaknya. Yang penting didukung rame-rame (beramai-ramai). Kekuasaan berada di tangan pengguna, bukan akademisi, bukan ahli bahasa yang dulu pernah berkumpul membentuk Ejaan Yang Disempurnakan, juga bukan Pemerintah. Nampaknya anomi dalam berbahasa Indonesia juga klop dengan anomi dalam kehidupan sosial politik di Indonesia.