Blogs ini dibuat untuk menyuarakan kepedulianku di bidang pendidikan, sosial politik, dan kebudayaan. This blog is about my opinion on education, social politic and culture.
Saturday, December 26, 2009
Thursday, December 24, 2009
Selamat Natal 2009
Tulisan lama tentang Natal di tahun 2007
Selamat Natal 2007
Natal 2007
Fröhliche Weihnachten
Ini Natal kedua di Bremen, Jerman. Dingin, tanpa kehangatan pelukan Sang Kekasih.
Salju 3 hari lalu hilang terbasuh hujan. Misa Natal seperti biasa di St. Johann.
Tema khotbah tidak dapat kutangkap semua, maklum bahasa Jerman masih pas-pasan ditambah malas mendengar khotbah.
Merry Christmas
Pesta Natal kemarin dirayakan di rumah kawan-kawan Muslim, sebetulnya sih perayaan ultah salah satu penghuni rumah.
Kemudian datang MMA (asal Bogor, UI pula, punya nama mirip negara Afghanistan) dan TRY (asal Aceh, ITB pula), yang juga Muslim, tapi menenggak minuman beralkohol lebih banyak dari saya.
Datang A (asal Bandung, sempat mampir Kiel, tinggal dekat kuburan di Bremen).
Datang juga Sin, asal Singapura (kaga tahu gimana cara nulis namanya).
Lalu Aneta (cewe Rusia) yang rambutnya mirip Adam’s Family, ada putih alami (baca uban) yang membuat indah rambutnya.
Lalu Lorena (cewe Mexiko) yang kalau nari gayanya selalu aneh, loncat-loncat kaga karuan.
Oh, ya, ada juga Sunthar (cowo India, suku Tamil), ternyata suka dangdut Indo.
Feliz Navidad
Menu pesta natal itu, yang sempat masuk mulutku:
- keripik
- salat
- makaroni
- Amaretto (alkohol 28%), rasanya manis
- sepertinya Wein (alkohol 9%)
- Lorsch (alkohol 38%), rasanya kaya puyer
Perutku perut Indo. Minum minuman haram, kaga mabuk, malah sakit perut.
(yang aku kaga mabuk boleh dikomentari oleh hadirin pesta itu)
Tapi kaga nyangka, MMA dan TRY ini minum lebih banyak dariku.
Mudah-mudahan karir politik mereka di Indonesia kaga kena pengaruh alkohol.
Siapa tahu MMA ini bakal masuk PKS. Juga TRY ini bakal jadi gubernur Aceh suatu hari.
TRY entah mabuk atau tidak, malah nyanyi lagu Rhoma Irama sambil ketawa-ketawa, betul-betul paradox.
MMA ini tiba-tiba mengembangkan Mazhab Hanafi dan Syafii, katanya selama kaga mabuk, minuman itu tidak haram.
Tapi matanya mulai redup aneh.
Pozdrevlyayu s prazdnikom Rozhdestva i s Novim Godom
Einsamkeit? Jain.
Kaga ada pelukan hangat Sang Kekasih.
Kaga ada bokap nyokap. Kaga ada Eyang Kakung dan Eyang Putri.
Kaga ada Tante Ida, Tante Yayuk, Tante Riri, Tante Nana, Tante Vero, dll.
Kaga ada Om Beny, Om Rady, Om Asto, Om Budi, dll.
Kerabatku di negeri seberang, seperempat keliling bumi jauhnya.
Buono Natale
Lalu kawan-kawan kuliah dan kursus pada mudik.
Martha, cewe Polandia, cantik, matanya indah dan senyumnya manis, jurusan Desain Grafis.
Wajahnya ceria, jarang ada orang Polandia berwajah ceria.
Kaga jadi makan bareng denganku. Sekarang mudik ke Gdansk.
Isabelle, cewe Perancis, senyumnya manis, bokongnya berbulu lebat (tahu dari mana?), jurusan Ilmu Politik.
sempat di Mensa dilirik TRY (temanku asal Aceh itu lho).
Dia kaga bisa makan pakai sumpit dengan benar. Dia juga mudik ke Bordeaux.
Juan Alfonso ramirez Martinez juga mudik ke Mexico.
Jadi kaga ada kawan konsultasi Rhapsody dan Latex.
Roderich Wahsner, Bapak kosku.
Merayakan Natal di rumah sakit. Sepertinya tulang paha patah karena jalan licin, ada Glatteis di malam Natal.
Rumahku sepi (baca rumah kosku).
Akan tetapi ada orang Indonesia yang bisa kukunjungi:
Mas Yadi, Mba Mia, Dendy, Eva, Vita, Oecoep, dll.
Tiada yang lebih enak daripada makan dan minum gratis.
Mangan ora mangan sing penting ngumpul.
Kehangatan mereka pelipur kesepianku di Bremen.
Joyeux Noel
Natal ini, sembari diiringi lagu-lagu di radio dalam berbagai bahasa,
(Jerman, Perancis, Spanyol, Arab, dll - Jerman emang multikulti),
seusai pesta pora, kurenungkan beberapa hal.
Mengapa ketika mendengar cerita Natal, aku terbayang bayi-bayi yang terbuang?
Di Jerman, koran memberitakan bayi yang dibuang di tempat sampah atau di pinggir jalan.
Angela Merkel dan parlemen Jerman sempat berbicara tentang perlindungan anak harus masuk "Grundgesetzt" (semacam UUD Jerman?).
Di Bandung, sebulan sekali, katanya selalu ada 1-2 berita koran, tentang bayi dibuang di sungai Cikapundung yang membelah kota kembang ini.
Aku membayangkan Maria yang mengandung Yesus, sembari membayangkan kegundahan wanita yang hamil tak diinginkan.
Entah kaga pakai kondom (dan pil, serta alat kontrasepsi lain), entah ditipu lelaki, entah diapa-apain.
Aku membayangkan kegundahan Yusuf yang bingung mau menikahi Maria atau tidak. Sempat dia berpikir menikah lalu cerai.
Kegundahan yang sama dengan laki-laki ogah kondom yang menghamili pacarnya. Nikah dulu baru cerai.
Jadi nikah itu cuma demi status, ya?
Untung, Yusuf ketemu malaikat yang datang jauh-jauh dari surga (Emangnya surga itu jauh, ya?).
Jadi dia bisa diyakinkan untuk menikahi Maria dan menemani Maria di masa-masa kehamilannya lalu di masa persalinannya.
Ini adalah Suami SIAGA (Siap Antar Jaga).
I’D Miilad Said ous Sana Saida
Satu lagi, aku membayangkan Kaisar pertama Romawi yaitu Agustus.
Dia bikin sensus penduduk yang mewajibkan penduduk balik ke daerah asalnya.
Bikin aturan kok rumit-rumit, ya?
aku membayangkan birokrasi Indonesia yang kadang-kadang menyebalkan.
Maria lagi hamil harus pergi jalan kaki ke Jerusalem.
Lalu ketika sudah kontraksi, Maria tidak bisa mendapat tempat bersalin layak.
Semua menolak yusuf dan Maria.
Jadi ingat ibu-ibu miskin yang ditolak rumah sakit di Indonesia.
Atau ibu-ibu miskin yang bayinya ditahan rumah sakit, tidak boleh diambil sebelum melunasi biaya rumah sakit.
Ibu miskin yang tidak dapat hak operasi caesar, dipaksa melahirkan normal, yang akhirnya kepala bayi sampai putus.
Kehamilan dan persalinan pertama yang traumatis, melihat darah muncrat dari badan kecil tanpa kepala.
Pantas saja angka kematian ibu melahirkan di Indonesia tinggi.
Orang miskin dilarang melahirkan.
Wesolych Swiat i Szczesliwego Nowego Roku
Ada pula Raja Herodes. Raja Israel yang cuma tahu pesta pora dan bayar upeti kepada Romawi.
Tidak bisa melawan penjajah Romawi. Tapi lebih milih membunuh bangsa sendiri.
Jadi ingat militer Indonesia. Tidak mampu melawan negara asing, tapi menindas rakyatnya sendiri.
Pemerintah kita tak berdaya menghadapi penindasan ekonomi bangsa asing, tapi cukup uang untuk menggebuki rakyatnya sendiri.
Herodes ini yang membuat Yusuf dan MAria harus pergi ke Mesir, karena menyerukan anak-anak yang lahir pada saat itu dibunuh.
Jadi terbayang negara Indonesia, yang tak mampu melindungi hak anak.
Banyak anak mati kurang gizi. Ditelantarkan, dll.
Apapun yang terjadi, anak metal selalu optimis, sukanya ngangguk-ngangguk.
Semoga setahun kedepan, dunia lebih baik.
Sembari belajar C++,
berteman Toblerone 750 gram, hasil cuci gudang,
dengan penuh harapan, tahun depan lulus master,
kuucap dari hati terdalam,
Selamat Natal 2007
(dan tahun baru 2008)
Damai di bumi, damai di hati
Wednesday, October 28, 2009
Stages of Loss & Grieves
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance
Five Stages of Loss (by James J. Messina)
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Despair
5. Acceptance
Five Stages of Loss & Grief (by Julie Axelrod)
1. Denial & Isolation
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance
Seven Stages of Grief
1. Shock & Denial
2. Pain & Guilt
3. Anger & Bargaining
4. Depression, Reflexion & Loneliness
5. The Upward turn
6. Reconstruction & Working Through
7. Acceptance & Hope
Seven Stages of Grief (by Aarti Ramdasi)
1. Shock & Denial
2. Pain & Guilt
3. Anger
4. Bargaining
5. Depression & Sorrow
6. Testing & Reconstruction
7. Acceptance
Seven Stages of Grief & Support
1. Shock & Disbelief
2. Denial
3. Bargaining
4. Guilt
5. Anger
6. Depression
7. Acceptance & Hope
Five Stages of Data Loss
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Regret
5. Acceptance
Four Stages of Data Loss (by Jorge Cham)
1. Denial
2. Anger
3. Depression
4. Acceptance
Tuesday, October 13, 2009
Notre Père
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]
***
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.
The Lord's Prayer
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]
Monday, October 12, 2009
Padre Nostro
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]
***
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.
Sunday, October 11, 2009
Bapa Kami
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen
Pater Noster
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]
***
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.
Saturday, October 10, 2009
Teaching content is teaching reading
Rama Kawula
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]
***
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.
Vater Unser
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]
***
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen
Tuesday, August 25, 2009
Kanjeng Rama
"Kanjeng Rama" ist "Vater Unser" auf Javanisch.
"Kanjeng Rama" adalah Doa Bapa Kami dalam Basa Jawa.
***
Kanjěng Rama ing swarga
Mugi asma Dalěm kaluhurna
Kraton Dalěm kawiyarna
Ing donya inggih kalampahana
Karsa Dalěm kados ing swarga.
Abdi Dalěm sami nyadhong paring Dalěm rějěki kanggé sapunika
Sakathahing lěpat nyuwun pangapuntěn Dalěm
Kados déné anggèn kawula ugi ngapuntěn dhatěng sěsami
Abdi Dalěm nyuwun lěpat saking panggoda
Saha tinebihna saking piawon.
Amin.
***
Bapa kami yang ada di Sorga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam Sorga.
Berikanlah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasauntuk selama-lamanya.]
***
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
And lead us not into temptation,
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.]
Amen.
Saturday, February 21, 2009
Secara Gila
Akhir-akhir ini aku sebal kalau dengar atau baca kata "secara".
"Secara" bisa dipakai sebagai pengganti "since" (Bahasa Inggris) atau "karena" atau "sebab". Dalam bahasa Jerman artinya "wegen" atau "weil" atau "denn". Makna "secara" di sini adalah makna kausalitas.
Lalu timbul pula arti kata "secara" yang artinya "otherwise" (Bahasa Inggris) atau "selain". Hal ini menggunakan kata "secara itu". Dalam bahasa Jerman artinya "trotzdem", "ausserdem", atau "trotz". Makna "secara" di sini adalah makna pertentangan.
Percayalah bahwa dalam bahasa Jerman dan Inggris, kata yang sama tidak bisa dipakai sekaligus untuk kausalitas dan kalimat pertentangan.
Bisa gila, aku!
Aku cuma meninggalkan Indonesia sebentar, belum 2 tahun, sudah ada perubahan penggunaan kata "secara".
Dalam bahasa Indonesia baku, setahuku, kata "secara" punya makna beberapa macam:
- "satu cara" = 1 cara
- "dengan cara"
- "sama cara"
cara di sini artinya bisa "method" atau "way" (Bahasa Inggris).
Mungkin dalam bahasa gaul, ada kata baru yang namanya "secara" yang bukan berasal dari kata "cara", yang penggunaannya bisa dipakai untuk sapu jagad di semua kalimat, yang penting dipasang di awal kalimat supaya kelihatan modern dan gaul.
Paling kasihan dengan orang bule yang belajar Bahasa Indonesia. Di ruang kelas, mereka bersusahpayah belajar Bahasa Indonesia baku: belajar imbuhan standar, pasif-aktif, transitif-intransitif, dll, dengan buku diktat seadanya. Tapi sampai Indonesia, mereka melongo, mendengar orang bicara bahasa gaul Indo yang tak mereka mengerti. Akhirnya orang-orang bule tersebut lebih mahir berbahasa Jawa, dari Jawa Ngoko hingga Kromo Hinggil, daripada Bahasa Indonesia.
Kebetulan di Uni Bremen, Jerman, kulihat diktat tipis Pelajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing. Tidak ada buku pelajaran Bahasa Indonesia. Kalau melihat rak-rak buku lainnya, ada berbagai buku pelajaran bahasa asing lainnya: Inggris, Perancis, Spanyol, Cina, Arab, Polandia, dll. Sepertinya orang-orang dari negeri itu, lebih rapi, apik, dan profesional dalam menyebarkan budayanya. Mereka sepertinya sadar bahwa bahasa adalah salah satu kekuatan besar budayanya.
Pemerintah, universitas, pers, dan pasar nampaknya selalu kompak dalam berbahasa baku di negara-negara pengguna bahasa Jerman, Inggris, Perancis, Spanyol, Cina, Arab, dll. Di Jerman ada standar Hochdeutsch yang dipakai institusi pemerintahan, surat kontrak (pasar), universitas, sekolah, koran, dll. Di Indonesia, bahasa baku cuma ada di perpustakaan universitas dan sekolah. Maksudnya, cuma ada di buku Kamus Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Indonesia, Kaidah Bahasa Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan, dan beberapa buku mirip. Tapi guru bahasa Indonesia bisa beda-beda dalam mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, media juga berbeda-beda dalam berbahasa Indonesia. Pasar dengan iklan-iklannya juga menunjukkan bahasa-bahasa Indonesia tidak baku. Surat-menyurat resmi bisa juga kacau balau dalam berbahasa, sampai orang tidak tahu mana yang baku.
Bahasa Indonesia memang bahasa kaum anarkis. Tidak ada pedoman tunggal yang dipakai bersama. Semua orang (baca pengguna bahasa) bisa memodifikasi bahasa seenaknya. Yang penting didukung rame-rame (beramai-ramai). Kekuasaan berada di tangan pengguna, bukan akademisi, bukan ahli bahasa yang dulu pernah berkumpul membentuk Ejaan Yang Disempurnakan, juga bukan Pemerintah. Nampaknya anomi dalam berbahasa Indonesia juga klop dengan anomi dalam kehidupan sosial politik di Indonesia.